5 Cara Mencegah Kanker Serviks

Pafimuaro – Kanker serviks merupakan jenis kanker yang menyerang leher rahim dan disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV)

5 Cara Mencegah Kanker Serviks

Pafimuaro – Kanker serviks merupakan jenis kanker yang menyerang leher rahim dan disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). WHO mengidentifikasi 12 tipe HPV yang berpotensi menyebabkan kanker, dengan tipe 16 dan 18 menjadi penyebab utama kanker serviks.

Setiap wanita memiliki risiko terkena kanker serviks, tetapi penyakit ini dapat dicegah dan dideteksi sejak dini. Berikut ini merupakan beberapa cara pencegahan kanker serviks:

1. Melakukan Hubungan Seksual yang Aman

Menggunakan kondom saat berhubungan seksual dapat membantu mengurangi risiko infeksi HPV, yang merupakan faktor utama penyebab kanker serviks.

2. Menjaga Kebersihan Organ Intim

Memelihara kebersihan organ intim adalah salah satu langkah penting untuk mencegah kanker serviks. Kebersihan yang baik dapat menurunkan risiko infeksi dan peradangan yang dapat meningkatkan kemungkinan kanker serviks.

3. Deteksi Dini melalui Tes Urine

Melakukan tes urine yang diperiksa di laboratorium menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi DNA HPV dapat menjadi tambahan penting dalam strategi pencegahan kanker serviks.

4. Vaksinasi HPV

Mendapatkan vaksin HPV merupakan langkah penting dalam pencegahan kanker serviks. Vaksin ini melindungi terhadap tipe-tipe HPV berisiko tinggi, terutama tipe 16 dan 18, yang bertanggung jawab atas sebagian besar kasus kanker serviks.

5. Melakukan Tes Pap Smear

Tes Pap Smear adalah cara penting untuk mendeteksi perubahan sel di leher rahim yang berpotensi berkembang menjadi kanker jika tidak segera ditangani.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks dan menjaga kesehatan reproduksi Anda.

BPJS Kesehatan Surakarta Berupaya Perluas Cakupan UHC di Sragen

Pafimuaro – BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sragen, menyelenggarakan Forum Komunikasi

BPJS Kesehatan Surakarta Berupaya Perluas Cakupan UHC di Sragen

Pafimuaro – BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sragen, menyelenggarakan Forum Komunikasi Pemangku Kepentingan untuk semester kedua sebagai upaya mempertahankan dan memperluas cakupan Universal Health Coverage (UHC). Fokus utama adalah meningkatkan keaktifan kepesertaan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kabupaten Sragen. Forum ini diadakan di Kantor Sekretariat Kabupaten Sragen dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen, Ketua DPRD Kabupaten Sragen, Asisten Administrasi dan Umum Setda, serta dinas kesehatan. Turut hadir perwakilan dari Dinas Sosial, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah, serta Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Debbie Nianta Musigiasari, SSi, Apt, AAAK, menjelaskan bahwa forum ini bertujuan menyatukan pandangan serta langkah ke depan antara BPJS Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Sragen dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan dan keterlibatan peserta untuk masyarakat yang terdaftar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional.

“Kegiatan ini merupakan momen penting bagi kami untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi, serta memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan layanan serta keaktifan kepesertaan masyarakat dalam program JKN,” ujar Debbie. Dalam forum ini, BPJS Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Sragen sepakat untuk berkolaborasi dalam meningkatkan keaktifan kepesertaan masyarakat. Langkah-langkah yang akan diambil meliputi optimalisasi APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) untuk meningkatkan layanan kesehatan, pengoptimalan kuota PBI (Penerima Bantuan Iuran) program JKN, pelaksanaan program PESIAR (Petakan, Sisir, Advokasi, Registrasi), program SRIKANDI (Sinergi Rekrutmen Reaktivasi Peserta JKN melalui Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga), serta BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) untuk CSR. Ini sejalan dengan arahan Wakil Presiden RI Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin dalam penganugerahan UHC baru-baru ini, yang mendorong pemerintah daerah agar semua penduduk di wilayahnya terdaftar sebagai peserta aktif program JKN.

Perlu diketahui bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen baru-baru ini meraih penghargaan kategori Pratama dalam Universal Health Coverage (UHC) tahun 2024. Penghargaan ini diberikan setelah Kabupaten Sragen mencapai cakupan kesehatan semesta atau UHC sebesar 99,20 persen, dengan 1.009.495 jiwa (dari total 1.017.648 jiwa) terdaftar sebagai peserta program JKN. Tingkat keaktifan kepesertaan tercatat sebesar 69,71 persen.

10 Penyebab Kulit Kepala Sering Gatal dan Cara Mengatasinya

Saat kulit kepala gatal, sering kali sulit untuk berkonsentrasi pada hal lain. Meskipun rasa gatal terasa mengganggu, ada beberapa solusi yang dapat membantu meredakannya. Berikut adalah 10 penyebab kulit kepala gatal beserta saran dari dokter kulit untuk mengatasinya, menurut American Academy of Dermatology Association:

1. Ketombe  

   Jika kulit kepala terasa kering dan gatal serta terdapat serpihan putih di rambut atau pakaian, kemungkinan besar Anda mengalami ketombe.

   Solusi: Gunakan sampo dan produk perawatan rambut yang dirancang khusus untuk ketombe. Agar lebih efektif, biarkan sampo di kulit kepala selama sekitar 5 menit sebelum dibilas. Anda juga dapat menggunakan lidah buaya yang dioleskan ke kulit kepala atau masker rambut dari campuran air dan cuka apel yang memiliki efek antimikroba. Ketombe biasanya akan berkurang dalam beberapa minggu setelah penggunaan sampo antiketombe secara rutin. Jika tidak, konsultasikan dengan dokter untuk obat yang diresepkan.

2. Reaksi Produk Perawatan Rambut  

   Jika rambut tidak dibilas dengan bersih, residu sampo bisa tertinggal dan menyebabkan iritasi. Hal ini dapat menimbulkan gatal, kulit kering, dan bersisik. Mewarnai rambut juga dapat memicu dermatitis kontak yang menyebabkan gatal pada kulit kepala.

   Solusi: Gantilah produk perawatan rambut yang menyebabkan reaksi. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter kulit.

3. Biduran  

   Biduran, yang ditandai dengan gatal, kemerahan, dan bintil pada kulit, bisa muncul di bagian kulit mana pun termasuk kepala. Kondisi ini biasanya hilang dalam beberapa jam, tetapi dapat datang dan pergi.

   Solusi: Biduran umumnya akan sembuh sendiri, tetapi jika tidak hilang setelah lebih dari 6 jam, periksakan ke dokter.

4. Kutu Rambut  

   Gatal yang sangat mengganggu bisa menjadi tanda kutu rambut. Jika tidak ditangani segera, kutu rambut dapat berkembang biak dengan cepat.

   Solusi: Gunakan produk penghilang kutu rambut seperti sampo khusus atau obat yang diresepkan dokter. Hindari penggunaan produk penghilang kutu pada ibu hamil atau menyusui tanpa konsultasi, karena banyak produk mengandung pestisida berbahaya bagi janin.

5. Kudis (Scabies)  

   Kudis disebabkan oleh tungau yang dapat menyebabkan rasa gatal yang intens di kulit kepala.

   Solusi: Untuk memastikan diagnosis kudis, periksakan diri ke dokter. Pengobatan biasanya memerlukan resep dokter.

6. Kurap Kulit Kepala  

   Kurap adalah infeksi jamur yang menyebabkan ruam merah berbentuk lingkaran yang gatal, tebal, dan bersisik. Kurap dapat menyerang kulit kepala serta bagian tubuh lainnya.

   Solusi: Gunakan salep antijamur untuk mengatasi kurap. Infeksi biasanya mereda setelah 2 hingga 4 minggu penggunaan salep.

7. Psoriasis  

   Sekitar 50 persen penderita psoriasis mengalami kekambuhan di kulit kepala. Gejalanya meliputi serpihan kulit mati mirip ketombe, sisik merah, dan bercak kemerahan. Gatalnya bisa berkisar dari ringan hingga intens.

   Solusi: Pengobatan psoriasis kulit kepala bervariasi. Konsultasikan dengan dokter kulit untuk pengobatan yang sesuai.

8. Dermatitis Atopik  

   Penyakit eksim atau dermatitis atopik dapat muncul di kulit kepala, menyebabkan bercak kemerahan dan rasa gatal seperti terbakar.

   Solusi: Pengobatan eksim meliputi penggunaan produk perawatan kulit khusus dan obat-obatan yang diresepkan dokter.

9. Gangguan Saraf  

   Gatal intens tanpa ruam atau reaksi kulit bisa menjadi tanda gangguan saraf. Neuropati, gangguan saraf yang sering dialami penderita diabetes, dan bekas luka yang merusak saraf, bisa menyebabkan kulit kepala gatal.

   Solusi: Jika Anda mengalami kerusakan saraf atau bekas luka yang menyebabkan gatal, konsultasikan dengan dokter.

10. Kanker Kulit  

    Jika kanker kulit terbentuk di kulit kepala, hal ini bisa menyebabkan rasa gatal.

    Solusi: Untuk memastikan penyebabnya, periksakan ke dokter.