Strategi Perbaikan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Agar Dilirik oleh Dunia Industri
Jakarta—Pendidikan vokasi sedang digiatkan saat ini. Ingat sasaran tujuan ialah menghasilkan SDM yang pakar dalam ilmu aplikasi tertentu. Di bidang pertanian, pendidikan vokasi jadi penting khususnya pada dunia pendidikan, karena tujuan ialah menghasilkan SDM yang kapabel dan memiliki daya saing.
Menurut Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Bijak Satria, pendidikan vokasi pertanian ini meliputi dalam tehnologi, ekonomi, sosial dan lingkungan (enviroment). Segi tehnologi, peningkatan dan diseminasi tehnologi pas buat. Segi ekonomi, peningkatan dan pengiringan mode usaha pemberi nilai lebih yang berwujud korporasi. Segi sosial, pendidikan customer yang pintar. Segi lingkungan (enviroment), peningkatan dan pengiringan agro-logistic berbasiskan tehnologi terbaru (mutakir).
“Menjadi pendidikan vokasi ini ialah bagaimana mempersiapkan kapabilitas SDM di zaman Industri 4.0 dengan tingkatkan kualitas SDM lewat 3 instansi vokasi, yaitu: SMK, Politeknik dan BLK/Instansi Pelatihan,” bebernya saat Indonesia Agriculture Komunitas 2020 ‘Pendidikan Vokasi Pertanian: Bagaimana Taktiksnya dalam Ketahanan Pangan Saat Wabah Covid-19′, Kamis (30/4).
Memang saat ini, pendidikan vokasi masih kalah dari pendidikan akademis . Maka saat masuk ke dunia usaha, industri kurang melihat ke lulusan pendidikan vokasi. Dengan begitu, dibutuhkannya pembaruan pendidikan dan training vokasi.
Bijak Satria menerangkan ada banyak taktik untuk pembaruan pendidikan dan training vokasi. Taktik pertama ialah melakukan reformasi instansi pendidikan dan training vokasi. Triknya dengan membuat kurikulum bersama industri dan ToT guru/dosen. “Industri harus datang saat membuat kurikulum, hingga kita tahu apakah yang diharapkan industri yang pada akhirannya lulusan vokasi bisa secara gampang masuk (bekerja) di bidang industri,” terangnya.
Taktik ke-2 , legalisasi lemabga https://dinkesmalukuprov.com/ pendidikan dan training vokasi. Triknya dengan membuat dan memutuskan standard legalisasi instansi vokasi. Lantas mengevaluasi kembali legalisasi instansi vokasi supaya sesuai standard yang diputuskan.
Taktik ke-3 , standard kapabilitas dan sertifikasi . Maka harus membuat standard kapabilitas yang sesuai tugas/kedudukan. Selanjutnya memasifkan sertifikasi kapabilitas pada berbagai tugas/kedudukan.
“Taktik ke-4, membakukan mode kerja sama fasilitas dan prasarana dengan industri,” papar Bijak Satria . Maka kerja sama dengan industri ini bukanlah cuma hanya di pengaturan kurikulum saja, tetapi memutuskan mode kerja sama dan memaksimalkan keterkaitan industri. Disamping itu, memerlukan ToT pelatih pemagangan dan intens pajak untuk industri. Dibutuhkan pengaturan pola permodalan yang sustainable.
Taktik ke-5 ialah tingkatkan kordinasi dengan membuat komite vokasi di pusat dan wilayah. Lantas, membuat informasi pasar kerja. “Untuk menysusn informasi pasar kerja untuk vokasi ini seharusnya dengan mode online karena saat ini kita masuk Industri 4.0 yang segalanya sangat mengutamakan ke tehnologi online,” ungkapkan Bijak Satria.