Jalinan Kerjasama Indonesia-Belanda, Kembangkan Pendidikan Vokasi Pertanian
Jakarta —Tiga proyek yang didanai lewat Orange Knowledge Program of Nuffic secara resmi usai pada tahun 2022. Untuk mendiseminasikan perolehan proyek dalam beberapa stakeholder karena itu diselenggarakan acara penutupan di Jakarta, minggu kemarin.
Semenjak tahun 2019 Indonesia dan Belanda kerja sama saat merevitalisasi pendidikan dan training vokasi. Sebagai pilot proyek satu SMK di Jawa Barat dan di Jawa Timur diputuskan dalam soal kerja sama revitalisasi pendidikan vokasi pertanian di Indonesia. Kemudian aktivitas kerjasma semakin berkembang jadi sejumlah proyek dengan tujuan sama.
Datang bersama dalam pembukaan yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pertanian, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Pusat, perwakilan Dunia Usaha/Dunia Industri (Dudi). datang steering committee, guru SMK dan dosen dari perguruan tinggi vokasi.
Acara diawali sambutan dari Mr. J van Uum sebagai konsultan pertanian untuk Indonesia, Malaysia dan Singapura Keenterian Pertanian Belanda, diteruskan sambutan Dr. Idha Widi Arsanti Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Kementerian Pertanian. Melengkapi pembukaan dan sambutannya Dr. P van Tuijil sebagai Direktur Nuffic Nesso Indonesia.
Pembicara penutupan proyek ini ialah Dr. Uuf Brajawidagda sebagai Plt. Direktur Kerja sama dan Sinkronisasi Pendidikan Vokasi dengan DuDi yang sampaikan peraturan dan taktik agro TVET sampai tahun 2025 di Indonesia.
Tetapi penutupan aktivitas bukan jadi akhir kerja sama karena ini sejumlah stakeholder yang terturut pada aktivitas ini terus akan berinisiasi dan bekerja merevitalisasi pendidikan dan training vokasi.
Acara penutupan proyek ini adalah peluang untuk perkuat loyalitas beberapa penopang kebutuhan proyek. Karena itu pada aktivitas ini dilaksanakan penandatanganan “Ciputra Gabung Declaration” yang ditujukan untuk pastikan kerja sama yang sudah terikat akan jadi https://disdikbulungankab.com/ berlanjut dan dibuat hingga tujuan pengokohan pendidikan vokasi pertanian bisa terwujud sama seperti yang dikatakan oleh Huub Mudde sebagai direktur projek LMSINDO. Document diberi tanda tangan oleh beberapa stakeholder yang datang termasuk Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Konsorsium Proyek.
Beberapa peserta selanjutnya dipisah jadi tiga barisan untuk mengulas tiga poin utama yakni taktik untuk rasio efektif revitalisasi SMK, taktik untuk percepat, perkuat dan memberikan fasilitas jalinan di antara pendidikan dan industri dan analisis kerja sama Indonesia-Belanda di masa datang.
Dialog di setiap ruang jalan secara baik dan jadi tempat untuk pembaruan diri dan rencana lebih masak nantinya. Selanjutnya diteruskan panel presentasi dan dialog yang dibantu oleh Mr. Jan Verhagen. Saat sebelum acara usai Mrs Engelie Beenen bicara tentan voucer Groenpact untuk rekanan dan visi usaha pada tahun 2023 dan dilanjut penutupan yang diberi oleh Dase Hunaefi Dosen IPB University.
Kerja sama ini akan jadi berlanjut walau pada tengah proyek alami kendala karena pandemi covid-19. Akan tetapi kerja sama ini sudah jalan secara baik. Walau resmi usai sejumlah program tetap jalan. Program yang jalan diharap bisa memberikan hasil yang diharapkan.
Rintangan setelah itu jaga keberlanjutan program yang sudah dilakukan supaya tujuan periode panjang bisa terwujud. Disamping itu semua output akan dibagi selanjutnya untuk menebarkan imbas proyek.
Kerja sama di bagian vokasi ini sangat dihargai oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang selalu menjelaskan jika pendidikan Vokasi jadi jawaban atas keperluan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian yang andal
“Pendidikan vokasi sanggup menjadikan satu cendekiawan dengan watak. Kemampuan watak sangat penting karena akan membuat jadi seorang yang kuat, sanggup bertanding dan sanggup cari jalan keluar pada semua rintangan yang terdapat” tutur Syahrul.
Searah dengan Mentan Syahrul, Kepala BPSDMP Kementan, Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan pengokohan SDM Pertanian lewat pendidikan vokasi mencakup “Pengokohan penyelenggaraan pendidikan vokasi pertanian, pengokohan penyelenggaraan training vokasi dan sertifikasi profesi pertanian, pengokohan birokrasi yang efektif dan efektif.” Tutur Dedi.