Perumahan Berpenghasilan Rendah di St. James Town: Surga atau Neraka?
Di Toronto, ada sebuah kawasan yang sering kali terlupakan di tengah gemerlap kota: St. James Town. Kawasan yang dikenal dengan perumahan berpenghasilan rendahnya ini seolah-olah menjadi cerminan dari dua dunia yang bertolak click here belakang. Di satu sisi, ada kehidupan yang penuh harapan dan perjuangan. Di sisi lain, ada gambaran suram yang diabaikan begitu saja oleh para “orang besar” yang hanya peduli pada gedung pencakar langit dan kemewahan. Lantas, bagaimana sebenarnya kehidupan di St. James Town? Apakah ini surga bagi mereka yang tak mampu, atau justru neraka yang tak pernah terlihat oleh mata yang sibuk dengan kemewahan?
Kecil, Padat, dan Tak Terlihat: Inilah Realitas St. James Town
Mari kita berbicara tentang ukuran. Jika Anda membayangkan sebuah tempat yang luas dan nyaman, maka St. James Town akan mengecewakan Anda. Perumahan di sini terkenal dengan kepadatannya yang luar biasa. Saking padatnya, rasanya sulit untuk bergerak tanpa bersenggolan dengan tetangga. Anda mungkin berpikir, “Hei, ini adalah tempat tinggal yang terjangkau, kok, kenapa harus protes?” Tentu saja, setiap orang berhak untuk hidup dengan cara mereka sendiri, tapi apakah “terjangkau” harus berarti “terlalu padat”?
Dengan lebih dari 19.000 orang tinggal dalam kompleks perumahan yang terbilang sempit ini, Anda akan menyadari bahwa ruang pribadi hampir tak ada. Berbeda dengan apartemen mewah yang memiliki ruang terbuka, taman, dan segala macam fasilitas modern, di sini Anda hanya akan menemukan dinding yang lebih dekat daripada yang Anda inginkan. Soal kebebasan bergerak? Lupakan.
Kondisi yang “Menggembirakan”: Infrastruktur atau Tantangan?
Bicara soal fasilitas, tentu kita tak bisa berharap banyak dari St. James Town. Apakah Anda siap untuk menghadapi perbaikan-perbaikan yang terlambat dan kondisi bangunan yang semakin menua? Fasilitas umum? Cobalah berjalan-jalan sebentar dan nikmati jalan-jalan yang tak terawat, pemandangan sampah yang terkadang menumpuk, dan mungkin bau tak sedap yang akan menemani Anda. Jika Anda terbiasa dengan standar hidup tinggi, tempat ini mungkin membuat Anda berpikir dua kali sebelum kembali lagi.
Tapi, tentu saja, di St. James Town, Anda bisa menikmati “keseimbangan sosial.” Semuanya terlihat serba rata di sini—semua orang, dari pekerja kasar hingga mahasiswa, hidup berdampingan tanpa ada sekat. Tidak ada kelas sosial yang membatasi interaksi. Ini tentu saja bisa menjadi hal yang baik—selama Anda tidak keberatan dengan kenyataan bahwa semuanya tampak seperti satu potongan besar kekacauan yang tak bisa disembunyikan.
Surga? Neraka? Atau Cuma Tempat Bertahan Hidup?
Apakah St. James Town adalah surga bagi mereka yang mencari tempat tinggal dengan harga terjangkau? Mungkin. Tapi, apakah itu tempat yang ideal? Itu lebih dipertanyakan. Di satu sisi, Anda akan menemukan semangat juang dan kekuatan komunitas. Di sisi lain, Anda akan dibombardir dengan kenyataan pahit tentang betapa kerasnya hidup dalam kondisi seperti ini. Memang, di dunia yang serba mahal ini, tinggal di perumahan berpenghasilan rendah mungkin adalah satu-satunya pilihan, tapi apakah kita benar-benar ingin memilih untuk bertahan hidup, ataukah kita berhak menginginkan lebih dari sekadar “cukup”?