Tidak hanya di Kabupaten Garut
Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki wilayah yang dihuni oleh para tukang cukur. Mereka tersebar di dua kampung yang berbeda, namun tetap berada dalam satu kecamatan.
Dua kampung tersebut adalah Kampung Parawan di Desa Lengkongjaya dan Kampung Eureun Moyan di Desa Sukamanah, Kecamatan Cigalontang. Sekitar 60 persen penduduk di kawasan ini bekerja sebagai pemotong rambut di berbagai kota.
Supriatna (34), seorang warga Kampung Parawan, mengatakan bahwa kampungnya sering dikenal sebagai kampung tukang cukur. Banyak warga dari daerah tersebut yang berprofesi sebagai pemangkas rambut.
“Ada yang bekerja di Jakarta, Bandung, bahkan Bali. Dengan keahlian yang diwariskan secara turun-temurun, mereka merantau untuk membuka jasa cukur rambut,” ucap Supriatna pada Jumat (2/4/2021).
Sementara itu, Ketua Ikatan Pemuda Pemudi Eureun Moyan Neglasari (Ippen) Desa Sukamanah, Senip Apniandi, mengungkapkan bahwa banyak warga click here kampungnya yang memulai usaha jasa pangkas rambut. Mereka tersebar tidak hanya di Tasikmalaya, tetapi juga di kota-kota besar di Jawa Barat dan Jakarta.
Sebanyak 80 persen anggota Ippen berprofesi sebagai pemangkas rambut. Selain bekerja, banyak dari mereka juga yang menjalankan usaha secara mandiri.
Mereka yang berprofesi sebagai pemangkas rambut, menurut Senip, memiliki keahlian yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sejak menyelesaikan pendidikan SMP, mereka telah belajar memangkas rambut yang diajarkan oleh orang tua mereka.
“Keahlian ini diwariskan secara turun temurun. Jadi dari ayah ke anak. Di sini, anak-anak yang masih SMP sudah bisa memangkas rambut dengan mahir,” jelas Senip.
Senip juga berencana untuk membuka barbershop sebagai tempat usaha dan wadah pengembangan kreativitas bagi pemuda di kampungnya yang ingin serius dalam bidang jasa pangkas rambut. Selain menjadi tempat usaha, barbershop tersebut juga akan berfungsi sebagai sarana pemberdayaan.
Eko, seorang pelaku usaha barbershop di Kabupaten Banjar, menjelaskan bahwa momen hari besar keagamaan seperti lebaran sangat ditunggu-tunggu oleh para pemangkas rambut. Momen tersebut memberikan keuntungan yang signifikan bagi pelaku usaha barbershop, termasuk dirinya.
“Pada hari biasa, saya hanya menerima 20 pelanggan dalam sehari, tetapi menjelang lebaran jumlahnya bisa meningkat hingga 45 orang,” ungkap Eko kepada pojokbanua.com pada Minggu (23/4/2023).
Ia menjelaskan bahwa biasanya satu minggu sebelum lebaran, usaha jasa cukur rambut sudah dipenuhi oleh masyarakat yang ingin merapikan rambut.
“H-3 atau H-1 menjelang lebaran juga jauh lebih ramai, buka dari jam 9 malam sampai jam 5 pagi. Jika buka dari siang, bisa mendapatkan pendapatan yang lebih banyak lagi. Hanya saja, tubuhnya tidak kuat dalam kondisi berpuasa,” jelasnya.
Eko mematok tarif jasa cukur rambut untuk anak-anak sebesar Rp15.000. “Untuk harganya kami tidak menaikkan, tetap sama seperti hari biasa,” tambahnya.
Dikatakannya, omzet jasa cukur rambut selama tiga hari menjelang lebaran bisa mencapai puluhan juta.
“Alhamdulillah, omzet dalam tiga hari mencapai Rp 2.025.000. Sementara tahun lalu, H-3 lebaran hanya berkisar Rp1.000.000, terutama pada masa pandemi Covid-19,” tuturnya.