75% of respondents to the Populix survey were Muslims in Saudi Arabia during Ramadan

75% of respondents to the Populix survey were Muslims in Saudi Arabia during Ramadan

Populix, perusahaan riset berbasis online mengeluarkan hasil penelitian terbaru bertajuk Welcoming Ramadan 2024: F&B Trend Movement and Financial Plan. Dalam laporan tersebut, masyarakat mengalami pergeseran gaya hidup terkait preferensi persiapan menu makanan pada bulan Ramadan dengan munculnya ketertarikan terhadap produk siap masak, siap saji, dan siap makan, sebagai alternatif menu makanan sahur dan berbuka puasa selain masakan homemade.

Timothy Astandu, Chief Executive Officer (CEO) dan Co-Founder Populix menjelaskan meskipun timbul preferensi terhadap opsi makanan yang membutuhkan persiapan sederhana dan cepat, banyak masyarakat Muslim yang tetap merasa nyaman untuk memasak sendiri bagi keluarga mereka selama bulan Ramadan. Mayoritas responden tetap memilih untuk berbelanja bahan makanan mentah dengan persentase 75%.

Kemudian, disusul dengan mereka yang memilih untuk mempersiapkan makanan ready-to-cook 42%, ready-to-serve 39%, dan ready-to-eat 33%. Bagi responden yang memilih untuk mempersiapkan bahan makanan mentah dan memasak sendiri, hampir seluruhnya atau 98% menyatakan akan memasak makanan khas Indonesia untuk keluarga mereka.

Di sisi lain, sebanyak 42% responden yang lebih memilih untuk mempersiapkan makanan siap masak (ready-to-cook) mengatakan kenyamanan dan efisiensi pada waktu sahur menjadi alasan utama mereka memilih tipe https://sitar-restaurant.com/ makanan tersebut, terutama bagi responden yang memiliki waktu terbatas. Sementara itu, 39% responden memilih makanan siap saji (ready-to-serve) dari restoran, minimarket maupun platform aplikasi pemesanan makanan karena kepraktisannya dan sebagai alternatif saat mereka sedang tidak ingin memasak.

Selanjutnya,produk siap makan (ready-to-eat) menjadi pilihan cadangan yang praktis dan dapat dibeli melalui aplikasi belanja dan pasar modern dengan anggaran yang rela dikeluarkan yaitu sebesar Rp 25.000-Rp 100.000.

Adapun penelitian ini dilakukan pada 15-22 Januari 2024 secara online dengan melibatkan 1.165 responden, laki-laki dan perempuan berusia 17-55 tahun di Indonesia. Durasi pengerjaan survei sekitar 15 menit dengan pertanyaan survei dikemas dalam bentuk kuesioner dengan format pilihan ganda tunggal, pilihan ganda kompleks, dan skala likert.

“Dalam menyambut bulan Ramadan, umat Muslim di Indonesia secara antusias melakukan berbagai persiapan dan perencanaan, mulai dari membeli barang-barang kebutuhan di bulan puasa dan Lebaran, stok makanan untuk sahur dan berbuka puasa, hingga merencanakan kegiatan bukber untuk menjalin tali silaturahmi. Antisipasi yang tinggi dan perencanaan matang ini memperlihatkan semangat menyambut Ramadan di kalangan umat Muslim Indonesia dan menjadi momentum penting bagi bisnis untuk menjawab beragam ekspektasi dari para konsumen,” kata Timothy melalui keterangannya, Selasa (12/3/2024).

Menurutnya, proses mempersiapkan makanan selama bulan Ramadan sangat bergantung pada jadwal dan preferensi masing-masing responden. Sebanyak 50% responden memutuskan untuk memasak pada waktu sahur, sementara responden lainnya sudah menyiapkan makanan sebelum memasuki waktu sahur ataupun menyiapkan makanan sahur yang tidak perlu dimasak.

Sementara itu, untuk berbuka puasa, sebagian besar responden atau 45% lebih suka menyiapkan sendiri hidangan berbuka puasa mereka atau membeli takjil di sekitar rumah dengan persentase 40%. Adapun beberapa jenis makanan dan minuman yang banyak dipilih untuk berbuka puasa didominasi oleh gorengan 74%, air mineral 73%, buah-buahan 61%, sop buah 60%, dan kolak 51%.

Di sisi lain, media sosial memiliki peran penting bagi masyarakat Indonesia untuk mencari inspirasi makanan pada bulan Ramadan. Sebanyak 40% responden mengatakan mereka mengakses media sosial selama beberapa kali dalam seminggu untuk mencari inspirasi menu masakan.

Mayoritas responden atau 61% percaya dengan berbagai rekomendasi yang muncul di media sosial. Bahkan, sebanyak 77% dari mereka mengatakan lebih mungkin mencoba makanan baru setelah melihat rekomendasi di media sosial.

Selain merencanakan menu makanan selama bulan Ramadan, studi juga mengungkap masyarakat sudah merencanakan kegiatan buka puasa bersama (Iftar) pada Ramadan tahun ini. Buka bersama di Indonesia sudah menjadi kegiatan wajib di bulan puasa untuk menyambung tali silaturahmi dengan keluarga, teman dan kerabat.

Menurut data Populix, banyak responden yang sudah merencanakan untuk melakukan buka bersama dengan keluarga dan teman dekat pada minggu kedua 51% atau ketiga 50% Ramadan. Responden lebih memilih untuk berbuka puasa bersama di rumah dan restoran dengan mempertimbangkan pilihan makanan dan aspek biaya.

“Temuan ini menegaskan pentingnya pelaku bisnis untuk menjawab preferensi konsumen dengan menyediakan ragam pilihan makanan yang lezat tetapi dengan harga yang ekonomis,” kata Timothy.