3 Dampak dari Adanya Gas Alam

Gas alam adalah bagian yang melimpah dan tidak terpisahkan dari pasokan energi dunia. Saat dibakar, ini adalah salah satu bentuk energi terbersih dan terkuat yang tersedia. Ini memungkinkan kita memasak, menggunakan listrik, dan melakukan tugas sehari-hari yang nyaman.Meskipun sebagian besar terdiri dari metana, ada hidrokarbon lain yang berkontribusi pada pembentukan gas alam. Setelah gas alam dimurnikan, masing-masing hidrokarbon tersebut dapat digunakan sebagai berbagai sumber energi. Beberapa dampak yang ditimbulkan karena penggunaan gas alam, antara lain:

Polusi udara

Pembakaran yang lebih bersih dibandingkan RTP Live
bahan bakar fosil lainnya, pembakaran gas alam menghasilkan sulfur, merkuri, dan partikulat dalam jumlah yang dapat diabaikan. Pembakaran gas alam memang menghasilkan nitrogen oksida (NOx), yang merupakan prekursor kabut asap, tetapi pada tingkat yang lebih rendah daripada bensin dan solar yang digunakan untuk kendaraan bermotor.

Analisis DOE menunjukkan bahwa setiap 10.000 rumah di AS yang ditenagai dengan gas alam, bukan batu bara, menghindari emisi tahunan sebesar 1.900 ton NOx, 3.900 ton SO2, dan 5.200 ton partikulat.

Pengurangan emisi tersebut diterjemahkan ke dalam manfaat kesehatan masyarakat, karena polutan ini telah dikaitkan dengan masalah seperti asma, bronkitis, kanker paru-paru, dan penyakit jantung bagi ratusan ribu orang Amerika. Namun, terlepas dari manfaat tersebut, pengembangan gas non-konvensional dapat mempengaruhi kualitas udara lokal dan regional.

Penggunaan lahan dan satwa liar

Konstruksi dan gangguan lahan yang diperlukan untuk pengeboran minyak dan gas dapat mengubah penggunaan lahan dan merusak ekosistem lokal dengan menyebabkan erosi dan fragmentasi habitat satwa liar dan pola migrasi. Ketika operator minyak dan gas membersihkan lokasi untuk membangun bantalan sumur, jaringan pipa, dan jalan akses, proses konstruksi dapat menyebabkan erosi tanah, mineral, dan polutan berbahaya lainnya ke sungai terdekat.

Sebuah studi tentang dampak rekahan hidraulik di Michigan menemukan potensi dampak lingkungan menjadi “signifikan” dan termasuk peningkatan erosi dan sedimentasi, peningkatan risiko kontaminasi air dari tumpahan arti bahan kimia atau limpasan peralatan, fragmentasi habitat, dan pengurangan air permukaan sebagai akibat dari penurunan tersebut.

Emisi pemanasan global

Gas alam adalah bahan bakar fosil, meskipun emisi pemanasan global dari pembakarannya jauh lebih rendah daripada batu bara atau minyak. Gas alam mengeluarkan 50 hingga 60 persen lebih sedikit karbon dioksida (CO2) ketika dibakar di pembangkit listrik gas alam baru yang efisien dibandingkan dengan emisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara baru.Mengingat hanya emisi knalpot, gas alam juga mengeluarkan 15 hingga 20 persen lebih sedikit gas yang memerangkap panas dibandingkan bensin saat dibakar di kendaraan umum saat ini.